Sarana

DP3A-DALDUK KB Prov Sulsel : (0411) 2456789

Dp3a-Dalduk Kb Sulsel Gelar Rapat Perdana Untuk Penyusunan Strategi Operasional Promosi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Sesuai Kearifan Lokal

  • Home
  • Berita
  • Dp3a-Dalduk Kb Sulsel Gelar Rapat Perdana Untuk Penyusunan Strategi Operasional Promosi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Sesuai Kearifan Lokal
Images
Images
  • By admin Dp3a
  • 68 Dilihat

Dp3a-Dalduk Kb Sulsel Gelar Rapat Perdana Untuk Penyusunan Strategi Operasional Promosi Dan Konseling Kesehatan Reproduksi Sesuai Kearifan Lokal

Makassar, 1 Agustus 2024 - DP3A-Dalduk KB Sulawesi Selatan mengadakan rapat perdana dalam rangka penyusunan panduan pengembangan strategi operasional promosi dan konseling kesehatan reproduksi yang sesuai dengan kearifan budaya lokal di Toraja Lounge. Kegiatan ini dibuka langsung oleh kepala DP3A-Dalduk KB Prov. Sulsel, Hj. Andi Mirna, S.H dan dihadiri oleh perwakilan dari berbagai lintas sektor, termasuk Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Perwakilan BKKBN Sulsel, Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI), DPD PERSAGI Sulsel, Ketua Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku FKM UNHAS, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Sulsel, serta Prof. Dr. Arlin Adam, SKM, M.Si, seorang pakar sosiologi kesehatan dari UNHAS.

Dalam pembukaan rapat, Kepala DP3A-Dalduk KB Sulsel, Hj. Andi Mirna, S.H., menekankan pentingnya edukasi kesehatan reproduksi dalam layanan KB untuk mencegah kelahiran anak-anak stunting, sejalan dengan program prioritas Pj Gubernur Sulawesi Selatan yaitu 4+2, yang mencakup penurunan inflasi, penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan stunting dan gizi buruk, pencegahan perkawinan anak, serta memastikan semua anak bersekolah. Hj. Andi Mirna menyatakan bahwa perkawinan anak dapat menyebabkan organ reproduksi yang belum matang menghasilkan anak stunting, yang pada akhirnya menambah angka kemiskinan ekstrem dan gizi buruk di masyarakat.

Kepala DP3A-Dalduk KB Sulsel, Hj. Andi Mirna, S.H., menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan strategi ini. "Kita bisa berkolaborasi dengan Tim Penggerak PKK, Ikatan Bidan Indonesia, serta lembaga atau organisasi lain yang memiliki jaringan hingga tingkat desa dan kelurahan untuk membantu mempromosikan kesehatan reproduksi," ujarnya. Kerja sama lintas sektor ini dianggap krusial untuk memastikan bahwa pesan-pesan kesehatan reproduksi dapat diterima dan dipahami oleh semua kalangan masyarakat.

Pengembangan strategi operasional ini juga akan menitikberatkan pada pendekatan yang berbasis budaya dan kearifan lokal. Hj. Andi Mirna menekankan bahwa strategi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat. "Penentuan wilayah akan dipilah berdasarkan klaster, sehingga tidak perlu menyusun untuk masing-masing kabupaten atau kota, tetapi fokus pada kebutuhan dan karakteristik masing-masing klaster," tambahnya.

Lebih lanjut, Hj. Andi Mirna mengharapkan bahwa kegiatan ini dapat menghasilkan strategi operasional yang lebih bersifat teknis dan praktis. "Kami mengajak rekan-rekan untuk mengembangkan strategi yang dapat dimanfaatkan oleh tenaga penyuluh di instansi, lembaga, atau organisasi mitra yang memiliki jaringan hingga tingkat desa dan masyarakat. Dengan demikian, strategi ini akan lebih mudah diterapkan dan memberikan dampak yang signifikan," pungkasnya.

Prof. Dr. Arlin Adam menambahkan bahwa pertemuan pertama ini bertujuan untuk membahas outline panduan yang akan disusun, dengan harapan menghasilkan strategi yang benar-benar operasional dan dapat diterapkan oleh tenaga penyuluh di berbagai instansi dan organisasi mitra.

Hj. Andi Mirna mengajak seluruh peserta rapat untuk berkolaborasi dalam mengembangkan strategi yang lebih efektif dan dapat dimanfaatkan oleh tenaga penyuluh, sehingga isu kesehatan reproduksi dapat diintegrasikan dengan konsep KB secara lebih efektif. Harapannya, pendekatan baru ini akan meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan reproduksi,